Tantangan Membesarkan Anak di Dalam Keluarga Besar

Namun, tak sedikit pula pasangan muda yang memutuskan tinggal dengan orangtua lantara alasan tidak diperbolehkan keluar dari rumah orangtua, tidak tega meninggalkan orangtua yang sudah tua tinggal sendirian, atau karena masalah ekonomi. Adanya keluarga kecil di dalam keluarga besar, fenomena ini disebut sebagai extended family atau keluarga besar. Karena terdiri dari keluarga inti (ayah, ibu dan anak) yang tinggal satu atap dengan orang dewasa lainnya, seperti kakek-nenek. Unit keluarga ini sering disebut sebagai conguine family (berdasarkan pertalian darah).

Dan, sebagai keluarga muda, Anda tinggal bersama ayah, ibu, atau ibu dan ayah mertua. Atau justru mereka tinggal bersama Anda? “Keluarga seperti ini bagus, bagus bagi anak karena mereka memperoleh kasih sayang selain dari orangtuanya,” kata Dr. Phill McGraw, ahli kesehatan mental, AS seperti dikutip Huffington Post. Anak akan tumbuh positif karena bisa merasakan rasa aman, tak saja berdekatan dengan orangtuanya, melainkan dengan nenek-kakek atau bahkan dengan gurunya nanti.

Tantangannya

Hadirnya orang dewasa lain di luar pasangan akan memengaruhi dalam mengambil keputusan, penanaman nilai-nilai yang mungkin berbeda, cara penyelesaian masalah, maupun pengaturan finansial. Misalnya, bisa jadi, karena perbedaan generasi, orang dewasa lainnya yang serumah dengan Anda memiliki cara yang berbeda saat berinteraksi dengan anak yang bisa membuat anak bingung harus mengikuti pola asuh dan aturan yang mana.

Solusi :

Tentukan batasan dengan memberi penjelasan kepada anggota keluarga lain bahwa pengasuhan anak dan finasial mutlak menjadi hak Anda dan pasangan.
Tentukan area privasi. Kamar tidur, misalnya.
Jangan ikut campur dalam perdebatan keluarga. Jika pasangan mulai terlibat dalam pertengkaran keluarga, pergilah ke dalam kamar.

(sumber: Ayah Bunda)