SI KECIL MULAI BERPIKIR LOGIS
Suatu pagi, ketika membangunkan Renata, balita usia 4 tahun, ia berkata, ”Ada matahari! Berarti sekarang sudah pagi, ya, Bu?” Ia paham bahwa ada matahari terkait dengan konsep waktu pagi. Hal tersebut adalah bagian dari proses perkembangan kognitif yang mulai rumit.
Mulai menggunakan logika. Balita makin senang memakai logika yang agak kompleks untuk melihat sekelilingnya. Jika sebelumnya ia belajar tentang bentuk bola, kotak, dan bentuk lain, kini ia mulai memproses informasi yang diterimanya. Ia bisa mengurutkan tiga buah bola miliknya dari yang paling kecil hingga yang terbesar. Ini yang disebut dengan logika berpikir. Jangan heran jika ia mulai menggunakan logika ini untuk benda-benda lain. Bahkan untuk membedakan dirinya dengan kakaknya. Seperti, ”Aku masih pendek, kakak sudah tinggi dan ibu lebih tinggi lagi.”
Pemahaman konsep ukuran benda sejenis adalah pemahaman dasar matematika yang membantu anak mengembangkan kemampuan kognitifnya. Anda boleh bangga, balita sudah semakin pandai.
Gemar matematika. Sekarang saatnya Anda lagi-lagi mendampinginya karena ia butuh bantuan Anda untuk mengembangkan kecerdasannya. Tentu tak perlu menguasai teori matematika ketika mengajarkannya konsep ukuran. Cukup gunakan logika saat menghadapi peristiwa sehari-hari.
Misalnya, ketika piknik dan membawa gelas berbagai ukuran, minta anak menyusun dan mengurutkan berdasarkan ukuran kecil ke besar. Ia akan senang melakukannya dan menemukan logika dalam keseharian semacam ini.
Logika tak cuma soal matematika. Anda bisa mengajaknya memahami konsep “gelap terang” dan “malam pagi”. Anak senang mengetahui di malam hari ia bisa melihat bulan dan bintang. Balita terlatih berpikir logis, yang bisa menjadi dasar cintanya pada ilmu pengetahuan di kemudian hari.
(sumber: ayah bunda)