Mengenali Ciri-Ciri Disleksia
Disleksia memiliki arti adanya gangguan dalam berbicara, atau secara harfiah dikaitkan sebagai kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata atau simbol-simboltulis. Kelainan ini disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara suara dan kata secara tertulis, atau kesulitan mengenai hubungan antara suara dan kata secara tertulis. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tak mengolah dan memproses informasi tersebut. Disleksia merupakan kesalahan pada proses kognitif anak ketika menerima informasi saat membaca buku atau tulisan. Jika pada anak normal kemampuan membaca sudah muncul sejak usia enam tahun, anak dengan gangguan disleksia mungkin baru menguasai nya saat umur 12 tahun.
Gejalanya, anak memiliki kemampuan membaca dibawah kemampuan yang seharusnya dilihat dari tingkat intelegensi, usia dan pendidikannya. Ciri-ciri yang jelas adalah sebagai berikut :
- Sulit mengeja dengan benar, satu kata bisa berulang kali diucapkan dengan bermacam-macam
- Sulit mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa, misalnya b-d, m-n, atau u-n
- Ketika membaca anak sering melanjutkan ke paragraph selanjutnya atau tidak berurutan
- Kesulitan mengurutkan huruf-huruf dalam kata
- Kesalahan mengeja yang dilakukan terus-menerus, misalnya “hal” menjadi “lah”
- Rancu dengan kata-kata singkat, missal ke, dari dan jadi
- Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis
- Lupa mencantumkan huruf besar dan huruf kecil dengan benar
- Lupa meletakkan titik atau tanda baca yang lainnya
- Menulis huruf dan angka dengan hasil kurang baik
Banyak faktor yang menjadi penyebab disleksia, yaitu genesis, masalah pendengaran yang tidak terdeteksi, dan factor kombinasi. Namun gangguan ini mungkin disembuhkan dengan pemberian metode yang tepat disesuaikan dengan kesulitan spesifik anak. Anak dengan gangguan ini juga terkadang memiliki kelebihan dibidang lain seperti musik, seni dan aktifitas kreatif lainnya. Mereka akan lebih cepat menerima informasi yang berupa gambar baik dalam menghafal informasi, hanya kesulitan ketika harus menyatukan informasi-informasi tersebut.
(Mochamad Nursalim, dkk, 2016, PsikologiPendidikan, Unesa University Press, Surabaya)