SENI YANG MENCERDASKAN
Merasa si kecil tak punya bakat seni? Jangan kecil hati, Bunda, karena secara alami anak-anak menyukai seni sejak lahir. Lihat saja, bayi senang sekali memerhatikan benda berwarna-warni yang bergerak. Dan ketika memasuki usia 1 tahun, ia mulai menyukai pensil, krayon, spidol, dan segala sesuatu yang bisa meninggalkan ’jejak’ di kertas, dinding, sofa, atau seprai.
Ya, seni ternyata bukan soal berbakat atau tidak berbakat. Seni sebenarnya sudah menjadi bagian proses tumbuh dan kembang si kecil. Beberapa anak memang diberi kelebihan berupa bakat seni, tetapi bakat pun harus dikembangkan. Jika tidak, anak tidak akan mendapatkan manfaat dari bakatnya.
Meski seni melekat pada setiap orang sejak lahir, banyak faktor yang akhirnya membuat seseorang ‘putus ikatan’ dengan seni. Misalnya, pada orang-orang yang kerap mengaku tak bisa menggambar, bahkan sebuah gambar sederhana sekalipun. Kenapa? Bisa jadi faktor orang tua dan lingkungan (sekolah) yang memang tak pernah mendukung atau menganggap penting perkembangan seni. Orang tua sering kali merasa lebih penting memacu kemampuan matematis anak dibandingkan keahlian seninya. Di rumah pun, orang tua kerap melarang begitu anak mulai mencoret-coret tembok dengan pensil atau spidol. Ditambah lagi dengan proporsi pelajaran seni di sekolah yang sangat sedikit dan tak menstimulasi anak.
Padahal, ada sederet manfaat seni untuk kecerdasan si kecil, Bunda. Inilah beberapa manfaat seni yang perlu Anda tahu :
- Membuat anak jadi kreatif. Kreatif di sini berarti si kecil akan selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah.
- Menjadikan anak lebih percaya diri. Melakukan seni, seperti membuat lukisan, prakarya, atau menari, akan membangun kebanggaan anak terhadap diri sendiri. Apalagi jika ditambah dengan apresiasi orang tua dan lingkungannya, kepercayaan diri anak akan semakin besar.
- Lebih cepat mengembangkan kemampuan motorik. Awalnya, si kecil akan menggerakkan seluruh lengannya untuk membuat coretan tak beraturan. Lalu, si kecil akan lebih mampu mengendalikan gerakan tangannya. Coretannya pun menjadi lebih rapi dan bermakna. Nah, anak yang terbiasa berlatih, kemampuan motoriknya akan lebih cepat berkembang dibandingkan yang jarang atau tidak dilatih.
- Belajar fokus. Seni bisa sangat membantu pada anak-anak berkebutuhan khusus. Pada anak dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yang sulit fokus, proses membuat karya seni bisa membuat mereka lebih tenang dan fokus saat melakukan sesuatu.
- Menjadi sarana komunikasi nonverbal. Jika anak terbiasa berkreasi dengan seni, ia bisa meluapkan semua perasaan yang tak bisa ia ucapkan dalam wujud karya seni, entah gambar, lagu, atau tari. Anda sebagai orang tua pun sebenarnya bisa mengetahui kondisi emosi anak hanya dengan melihat hasil karya seninya. Anak yang mewarnai matahari dengan warna-warna gelap, seperti hitam atau abu-abu, bisa jadi menandakan bahwa ia sedang marah.
(SUMBER AYAH BUNDA)