Kesalahan Ibu Baru Era Milenial
Informasi mengenai pola pengasuhan anak begitu marak dan lengkap di dunia maya. Apapun yang ingin Anda ketahui, cukup dengan sekali “klik”, Anda bisa langsung mendapatkan jawabannya. Namun “kemudahan” ini terkadang membuat ibu-ibu baru di era milenial sok tahu dan menganggap enteng segala sesuatunya.
Psikolog Anak Vera Itabiliana K H S.Psi., mengatakan, ada banyak kesalahan yang dilakukan ibu baru di era milenial dalam melakukan pengasuhan anak. Seperti berikut ini:
- Sok tahu : Karena semua serba ada (di internet) dan mudah, jadi mereka kadang menganggap bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, mengasuh bayinya tanpa bantuan siapapun. Padahal tidak ada yang salah jika si ibu mempekerjakan pengasuh.
- Pasang target tinggi : Mereka senang memasang target yang tinggi dan menekan diri sendiri. Misalnya, si ibu sudah mengatur akan lahiran di rumah sakit mana dengan dokter pilihannya. Tapi tiba-tiba bayinya lahir lebih cepat dari dugaan dan ia berada jauh dari rumah sakit yang diinginkan, sehingga si ibu melahirkan di rumah sakit dengan dokter yang tidak dikehendaki. Ketika harapannya tidak tercapai, ia stres minta ampun.
- Try hard to be perfect : “Apa-apa textbook banget. Ibu yang baru punya anak kedua juga belajar lagi dalam mengasuh anaknya, loh, karena belum tentu karakter kondisi anak kedua sama seperti yang pertama.” Vera menekankan lagi, menjadi ibu yang baik sebenarnya sudah cukup, jadi jangan terlalu memaksa diri untuk menjadi yang sempurna.
- Tidak siap dengan kemungkinan terburuk : Jika sekadar membaca, kita akan merasa bahwa mengasuh anak itu mudah sekali. Padahal sesungguhnya dunia parenting rentan masalah, terutama masalah kesejahteraan mental pada ibu paskamelahirkan. Yang harus disadari si ibu, memiliki anak tidaklah seindah yang dibayangkan. “Si ibu harus siap begadang mengurus anak yang kerap terbangun di tengah malam, tidak memiliki me time lagi, belum lagi tantangan-tantangan lain seperti postpantrum depression, baby blues, dll.”
Dibutuhkan sistem pendukung yang kuat bagi si ibu dalam menghadapi dunia parenting, bahkan sejak hari pertama ia diketahui mengandung. Mereka adalah suami, keluarga besar, dan komunitas. Ini penting agar ibu tidak merasa sendiri ketika menghadapi masalah dan tantangan. (sumber: Ayah Bunda)